Diperkirakan tanaman purba sudah ada sejak 230 juta tahun yang lalu, jauh sebelum dinosaurus hidup dimuka bumi, karenanya sebagian besar peneliti menyebutnya fosil hidup, sejarah mengatakan bahwa dinosaurus herbivora dizaman itu menjadikan tanaman purba sebagai bahan makanan yang paling gampang dijumpai (pada masa prehistoric).
Pertanyaannya adalah bagaimana bisa fosil hidup itu bisa jadi tanaman hias yang menjadi incaran para maniak tanaman SUPER TUA dan SUPER MAHAL !?!?!?!!?
Alasan yang paling masuk akal adalah karena hobi ataupun prestise yang akan diperoleh apabila memiliki tanaman sejenis ini. Adalah suatu kebanggan tersendiri yang tidak dapat diukur dengan materi apabila memilki tanaman purba yang nota-bene :
+ Pertumbuhan super lambat
+ Masuk kedalam tanaman dilindungi
+ Pengembang-biakan tergolong sulit
+ Tanaman langka yang saat ini sangat sulit ditemukan
SIKAS NAGA (Cycas Affinity Rumphii) Salah satu contoh tanaman purba Indonesia sebut saja salah satunya SIKAS NAGA (Cycas Affinity Rumphii) yang banyak terdapat di pulau Lihukan (diantara perairan laut Flores dan laut Sulawesi) disana pertumbuhan tanaman purba ini tergolong subur dan populasinya bisa dibilang stabil, bagaimana tidak ! Karang tajam dan ikan Hiu yang mengelilingi pulau sudah cukup buat nyali pemburu liar tanaman purba bertekuk lutut he….2x jadi jangan coba-coba buat nyolong tuch tanaman dari habitatnya coz nyawa taruhannya, penasaran dengan modelnya nich :
Encepalartos (Ence)
Lain lagi dengan Encepalartos (Ence) salah satu jenis tanaman purba asal Afrika yang sekarang kerap menjadi buruan para kolektor kelas kakap, harga tanaman biasanya ditentukan dari besaran bonggol (caudex) dengan perhitungan 1cm berkisar antara 1jt s/d 1.5jt dan yang membuat harga tanaman ini bertahan karena pertumbuhan yang super lambat 1 tahun = +/- 1 cm, tanaman jenis ini sudah masuk kategori Cities 1 (tanaman dilindungi) , adapun jenis-jenis tanaman Ence yang menjadi favorite belakangan ini antara lain: E Horridus, E ferox, E Manikensis, E Natalensis, E Lebomboensis, E Gratus, E Altensteinii.
Pachypodium
Pachypodium Tanaman Purba yang Langka nan Eksotisanaman hias yang satu ini Pachypodium sebenarnya pernah populer di Indonesia disekitar awal era tahun 1990-an. Tapi entah kenapa baru di awal tahun 2007 peminat terhadap tanaman ini kembali ramai. Padahal di luar negeri, sudah lebih dari 1 abad, para peneliti, para pencinta dan kolektor tanaman langka memburu dan mengkoleksi tanaman yang konon terancam punah ini.
Tumbuhan Pachypodium yang konon dipercaya sudah hidup selama jutaan tahun lalu sebelum era jaman batu, merupakan tanaman yang dapat terus berevolusi dan mampu menyesuaikan diri terhadap habitat di mana ia tumbuh. Sisa tanaman purba yang satu ini tetap bisa bertahan hidup dan lestari sampai sekarang ini telah mampumenarik minat para peneliti dan kolektor tanaman langka sejak akhir abad ke-18.
Nepenthes spp;
Tahul-tahul alias kantong semar dengan bahasa latinnya Nepenthes spp; sering kita temukan pada perjalanan ke Onansau (Kecamatan Nassau sekarang*), ditepi bukit-bukit jalan Paridian hingga sampai ke Nassau kita akan meyaksikannya dan teman-teman yang dari Lumbanruhap, Sipagabu, Tornagodang, Lumban rau, dan daerah lainnya dihabinsaran juga pasti pernah menemukan atau melihatnya. Di daerah Humbahas tumbuhan ini juga banyak ditemukan, mis.: Pakkat Sitio-Tio, Sosor Gonting, Bakara, dan Dolok Sanggul.
Pada masa kecil dulu tumbuhan ini tidak memiliki manfaat apa-apa cuma sekedar bisa dibuat mainan pelipur lara pada saat capek diperjalan. Apabila kita ingin membasmi semut, lalat, dan kecoak di rumah? Pelihara saja kantong semar. Tanaman pemangsa serangga ini agaknya menjadi cara alami yang ampuh membasmi semua serangga pengganggu, sekaligus mempercantik rumah dengan penampilannya yang unik. Nepenthes sangat unik karena berbeda dengan tanaman hias yang sering dijadikan koleksi. Bukan tanpa alasan jika tahul-tahul - begitu sebutan di sebagian Sumatera - digemari. Penampilan tanaman pemakan serangga itu memang impresif. Dari ujung daun, keluar kantong yang punya bentuk dan corak beragam. Tanaman yang termasuk dalam golongan carnivorous plant (tumbuhan pemangsa) ini bersama amorphophallus, rafflesia, dan lainnya dikategorikan sebagai tanaman hias unik.
Kantong semar tergolong ke dalam tumbuhan liana (merambat), berumah dua, serta bunga jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Tumbuhan ini hidup di tanah, ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain sebagai epifit.
Keunikan dari tumbuhan ini adalah bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Sebenarnya kantong tersebut adalah ujung daun yang berubah bentuk dan fungsinya menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya.
Nepenthes memang belum sepopuler tanaman hias lainnya seperti anggrek, mawar, dan sebagainya. Walaupun, namanya sudah dikenal di mancanegara bahkan beberapa negara telah berhasil membudidayakan, seperti Thailand dan Belanda, dan telah mendapatkan devisa yang cukup besar dari nepenthes, dinegeri asalnya Indonesia tanaman pemangsa ini, keberadaannya tidak ada yang memperhatikan, sayang sekali ternyata kita belum begitu perhatian dengan potensi daerah kita.
Keunikan dari tumbuhan ini adalah bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Sebenarnya kantong tersebut adalah ujung daun yang berubah bentuk dan fungsinya menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya.
Nepenthes memang belum sepopuler tanaman hias lainnya seperti anggrek, mawar, dan sebagainya. Walaupun, namanya sudah dikenal di mancanegara bahkan beberapa negara telah berhasil membudidayakan, seperti Thailand dan Belanda, dan telah mendapatkan devisa yang cukup besar dari nepenthes, dinegeri asalnya Indonesia tanaman pemangsa ini, keberadaannya tidak ada yang memperhatikan, sayang sekali ternyata kita belum begitu perhatian dengan potensi daerah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar